Kamis, 28 Oktober 2010

RAHASIA KEKUATAN TEMBOK BESAR CHINA



Siapa yang tidak kenal tembok besar (great wall) di China ini, yang konon dapat terlihat dari bulan, ternyata rahasia dari kekuatan dan umur panjang tembok China terletak pada ketan yang digunakan sebagai perekat campuran semen, nasi lengket yang merupakan makanan pokok di Asia adalah rahasia di balik kekokohan tembok super-kuat kuno China.

Dr. Zhang mengatakan penggunaan ketan merupakan salah satu inovasi tekhnis terbesar pada jaman tersebut. Para pekerja membangun tembok besar pada jaman Dinasti Ming, sekitar 600 tahun silam dengan mencampurkan tepung ketan dengan kapur, sebagai bahan standar campuran perekat, ujar Dr. Zhang Bingjian.

Campuran ketan mengikat batu bata begitu erat sehingga banyak rumput liar tidak bisa tumbuh. Namun, penolakan luas terjadi di selatan China terhadap pembangunan Tembok tersebut karena kaisar Ming meminta panen ketan di selatan untuk makanan pekerja dan sebagai campuran semen.


"Campuran perekat semen kuno tersebut, terdiri dari semacam campuran khusus organik dan anorganik," ujar Dr. Zhang, pakar kimia dari Universitas Zhejiang, kota Hangzhou, China Timur, seperti dilansir Telegraph.

"Komponen organik, amilopektin, berasal dari bubur ketan yang ditambahkan ke dalam campuran semen," imbuhnya.

Para peneliti juga menyimpulkan bahwa perekat tersebut yang digunakan untuk mengikat dan mengisi antara batu bata, batu blok, dan material konstruksi lainnya.

Dokter Bingjian Zhang dan rekannya mengemukakan bahwa pekerja konstruksi di China kuno mulai mengembangkan perekat ketan sekitar 1.500 tahun yang lalu dengan mencampur beras ketan dengan bahan mortir standar lainya.

Nasi tersebut dicampur dangan batu kapur, batu kapur yang telah dikalsinasi atau dipanaskan sampai suhu tinggi, dan kemudian dicampur air.

pelekat dari nasi ini mungkin adalah perekat terbaik di dunia, dibuat dengan baik dari bahan organik dan anorganik. perekat itu lebih kuat dan lebih tahan terhadap air murni daripada perekat dari kapur, dan apa yang disebut Dr Zhang adalah salah satu inovasi teknologi terbesar pada waktu itu.

Pekerja menggunakan bahan tersebut untuk membuat bangunan penting seperti kuburan, pagoda, dan tembok kota, beberapa diantaranya masih ada saat ini. Beberapa lainya bahkan cukup kuat untuk mempertahankan struktur bangunan dari efek buldoser dan gempa bumi kuat.

Penelitian mereka menemukan amilopektin ditembok tersebut, sejenis polisakarida, atau karbohidrat kompleks, yang ditemukan didalamnya mengandung zat tepung beras dan makanan lainnya, bahan rahasia yang merupakan kekuatan legendaris dari perekat itu.

Menurut pengamatan Dr Zhang : 'studi Analitik menunjukkan bahwa perekat pasangan bata kuno adalah jenis bahan komposit khusus organik-anorganik.

"Komponen anorganik adalah kalsium karbonat, dan komponen organik adalah amilopektin, yang berasal dari nasi ditambahkan ke adukan semen. Selain itu, kami menemukan bahwa amilopektin pada perekat bertindak sebagai inhibitor sebuah pertumbuhan kristal kalsium karbonat, dan mikrostrukturpun dihasilkan, Inilah yang menyebabkan kinerja baik untuk perekat organik-anorganik seperti ini. "

Untuk menentukan apakah nasi dapat membantu dalam perbaikan gedung, para ilmuwan mempersiapkan perekat kapur dengan berbagai jumlah nasi dan diuji kinerja mereka dibandingkan dengan perekat kapur tradisional.

Dr Zhang lebih jauh menyimpulkan: "Hasil pengujian dari contoh perekat menunjukkan bahwa perekat dari nasi memiliki sifat fisik yang lebih stabil, memiliki kekuatan mekanik yang lebih besar, dan lebih kompatibel, yang membuatnya menjadi perekat yang cocok untuk pasangan bata kuno.Komponen anorganiknya adalah kalsium karbonat dan komponen organiknya adalah amilopektin yang berasal dari ketan. Amilopektin membantu menciptakan mikrostruktur padat, menjadikan Tembok Besar lebih stabil serta memiliki kekuatan mekanis yang lebih besar," menurut laporannya dalam jurnal American Chemical Society."

Tembok Besar China ini ternyata lebih panjang dari perkiraan sebelumnya. Demikian survei pertama yang diumumkan untuk memastikan panjang tembok kuno itu.

Studi pemetaan pemerintah selama dua tahun menemukan bahwa dinding itu panjangnya 8.850 km. Padahal, panjang tembok itu biasanya disebut sekitar 5.000 km. Perkiraan sebelumnya, panjangnya didasarkan pada catatan sejarah.

Media pemerintah menyebutkan, teknologi infra merah dan GPS membantu melokalisasi beberapa daerah yang tersembunyi oleh badai pasir. Proyek itu menemukan bahwa bagian dinding sepanjang 6.259 km, parit pertahanan 359 km, dan 2.232 km pertahanan alamiah seperti perbukitan dan sungai. Studi itu dilaksanakan oleh Lembaga Warisan Budaya dan Biro Survei dan Pemetaan.

Para pakar menyebutkan, bagian tembok yang baru ditemukan dibangun masa Diansti Ming (1368-1644), dan membentang dari Pegunungan Hu di Provinsi utara Liaoning sampai ke Celah Jiayu di Provinsi Gansu di China barat.

Proyek itu akan berlanjut sampai 18 bulan lagi untuk memetakan bagian tembok yang dibangun semasa Dinasti Qin (221-206BC) dan Dinasti Han (206BC-9AD). Tembok yang merupakan bangunan buatan manusia terbesar di dunia dibangun untuk melindungi perbatasan utara Imperium China.

Kalangan arkeolog telah melobi untuk survei itu agar bisa menyediakan para ahli dengan pemahaman akurat konstruksi tembok itu. Di China, tembok ini dikenal sebagai "tembok panjang 10.000 Li".

Tembok Besar China ini tidak lain adalah serangkaian tembok dan karya yang dimulai di abad ke-5 dan pertama kali dihubungkan di bawah Qin Shi Huang sekitar 220 SM. Tembok China itu dimasukkan oleh UNESCO sebagai situs warisan dunia tahun 1987.