Jumat, 27 Februari 2009

MENDAKI SEMERU

Gunung Semeru/Mahameru 3.676 mdpl sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa

Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Semeru memiliki tipe ekosistem sub-montana, montana dan sub-alphin dengan
Dacrycarpus imbricatus
pohon-pohon yang besar dan berusia ratusan tahun. Beberapa jenis tumbuhan yang terdapat di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru antara lain jamuju (Dacrycarpus imbricatus), cemara gunung (Casuarina sp.), eidelweis (Anaphalis javanica), berbagai jenis anggrek dan jenis rumput langka (Styphelia pungieus).

Terdapat sekitar 137 jenis burung, 22 jenis mamalia dan 4 jenis reptilia di taman nasional ini. Satwa langka dan dilindungi yang terdapat di taman nasional ini antara lain luwak (Pardofelis marmorata), rusa (Cervus timorensis ), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak ), ayam hutan merah (Gallus gallus), macan tutul (Panthera pardus ), ajag (Cuon alpinus ); dan berbagai jenis burung seperti alap-alap burung (Accipiter virgatus ), rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular bido (Spilornis cheela bido), srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), elang bondol (Haliastur indus), dan belibis yang hidup di Ranu Pani, Ranu Regulo, dan Ranu Kumbolo.

RUTE PENDAKIAN

Untuk menuju Gunung yang tertinggi di Pulau Jawa itu, paling mudah dicapai adalah dari arah Malang dengan naik angkot jurusan Tumpang, kemudian berganti angkutan dengan Truk sayur (hanya ada pagi hari sekitar jam 9) Rp 15.000 (jangan kaget kalau penumpangnya juga sapi, kerbau atau kambing) atau Jeep ongkosnya Rp. 30.000 per orang(th 2008) menuju desa Ranupane (2.200 m) dengan melewati desa Gubug Klakah dan Ngadas. Desa Ranupane adalah desa terakhir dan tempat pemeriksaan serta pos perijinan untuk melapor bagi para pendaki untuk naik dan untuk memperoleh surat ijin, dengan perincian, biaya surat ijin Rp.6.000 Karcis masuk taman Rp.2.000,- per orang, Asuransi per orang Rp.2.000,- dan juga terdapat pondok pendaki untuk bermalam dan beristirahat. Selain terdapat Ranu (danau) Pane, disebelahnya tendapat ranu lagi yang namanya Ranu Regulo.

Perjalanan ke Puncak Semeru dimulai dari desa Ranupane menuju Ranu Kumbolo pagi hari pukul 7.00 melalui jalan setapak, jaraknya 13 Km, tidak terlalu terjal dengan memakan waktu sekitan 3-4 jam perjalanan. Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Disini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru.
Rute Tanjakan Cinta

Di Ranu Kumbolo ada Pondok Pendaki (shelter) untuk istirahat dan memasak. Daerah ini airnya melimpah dan berada pada ketinggian 2.400 m dari permukaan laut. Ranu Kumbolo memiliki pemandangan yang sangat indah terlebih pada pagi hari bila kita dapat melihat matahari terbit dari celah-celah bukit. Terdapat juga ‘tanjakan cinta’ konon jika pendaki dapat berjalan mendaki tanjakan ini tanpa henti maka konon kabarnya cintanya akan selalu abadi.

Dari Ranu Kumbolo perjalanan dilanjutkan menuju Kalimati (2.700 m) melalui hutan cemara dimana kadang kita jumpai burung dan kijang. Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.


Camping Ground di Danau Ranu Kumbolo

Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel. Penjalanan ini ditempuh 3 jam jaraknya 10 Km. Di Kalimati kita dapat mendirikan tenda, dan apabila kita membutuhkan air dapat menuju Sumbermani, kearah barat menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh perjalanan 30 jam pulang pergi. Tetapi dianjurkan kebutuhan air telah dipersiapkan di Ranu Kumbolo.

Padang Oro Oro Ombo

Hari berikutnya kita langsung menuju Arcopodo.Untuk menuju Arcopodo berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500 meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang rumput Kalimati.Pendaki agar sedikit waspada karena biasanya kita akan berjalan pagi-pagi buta sehingga rawan tersesat di persimpangan setelah padang rumput kalimati. Arcopodo berjarak 2 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu. Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup hidung karena banyak abu beterbangan. Pendaki akan melewati tanjakan yang sangat terjal dan cukup menguras stamina, di apit jurang di kanan- kiri jalan. Arcopodo berada pada ketinggian 2.900 m, Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru, selebihnya akan melewati bukit pasir.

Rute Arcopodo wilayah terakhir vegetasi
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Naik satu langkah, turun setengah langkah, ada baiknya anda membawa tongkat jika diperlukan. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah. Semua barang bawaan sebaiknya tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari Arcopodo. Jika dari Kalimati sebaiknya pendaki berangkat pk. 00.00.

Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Jadi perlu di waspadai angin yang kembali dari kawah, biasanya pk 09.00 pendaki di sarankan untuk segera turun. Karena asap beracun dari kawah tertiup angin ke arah para pendaki pada jam-jam itu. Konon Soe Hok Gie meninggal di sana.

ASAP BERACUN

Kawah Jonggring mengandung gas beracun
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas sulfatara yang sangat beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 – 10 derajad Celsius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajad Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember – Januari sering ada badai. Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat.

Artikel terkait :
#  Mahameru Puncak Abadi Para Dewa
#  Legenda Soe Hok Gie

MEMBACA PETA KOMPAS

Peta dan kompas  alat wajib para survival atau pecinta kegiatan di alam bebas
Bagi seorang pecinta alam, adalah biasa bergelut dengan alam, baik itu alam pegunungan ataupun alam rimba belantara. Dalam bergelut dengan alam, khususnya alam pegunungan, sudah selayaknya seorang pecinta alam mengenal peta yang menggambarkan kondisi fisik derah pegunungan. Karena dgn menggunakan peta sedikit banyak akan membantu dalam suatu perjalanan baik itu pada kegiatan pendakian ataupun pada saat belajar orientasi medan.
Dasar dasar yang harus diketahui untuk orientasi medan:

1. Memahami peta
Peta yang digunakan untuk orientasi medan adalah peta topografi, yaitu peta yang menyajikan gambaran relief permukaan bumi. Relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis garis yang disebut garis countur. Atau dengan kata lain garis countur adalah garis yang menghubungkan tempat tempat pada ketinggian yang sama. Yang harus dipahami dalam membaca peta topografi adalah mengartikan bentuk bentuk garis countur dengan benar, apakah bentukan itu berupa punggungan, lembah, jurang, sungai, sehingga akan dapat diperoleh informasi tentang tinggi rendahnya suatu tempat, bentuk, kedalaman, perkiraan kemiringan, dan sebagainya. Hal hal tersebut mutlak dikuasai sebagai dasar dalam orientasi.

Tak kalah pentingnya adalah memahami skala peta. Ini adalah penting, karena dari skala peta akan diketahui perbandingan antara kondisi di peta dengan kondisi medan yang sebenarnya. Contoh : Skala 1 : 25.000; berarti 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan yang sebenarnya. Selanjutnya antara skala peta, garis countor dengan medan yang sebenarnya dapat diperbandingkan. Maka sedikit banyak akan dapat diinterpretasikan keadaannya, agar kita tidak keliru dalam orientasi medan. Sebab kadang kadang pada daerah yang kita perkirakan tergambar dalam peta(pada countur), ternyata belum tergambar karena keliru dalam merperbandingkan skala peta dengan kondisi medan. Contoh: dengan skala 1 : 25.000 yang berarti 1 cm di peta sama dengan 250 meter di medan yang sebenarnya. Pada saat tertentu kita melewati suatu punggungan kecil

Kita sudah memperkirakan bahwa dengan melewati punggungan itu berarti sudah berubah counturnya. Padahal kondisi punggungan itu masih kurang dari 50 meter. Berarti kita telah salah orientasi. Hal hal inilah yang harus dipahami, agar kesalahan orientasi yang terkecil dapat dihindari.


2. Memahami Kompas
Kompas yang biasa digunakan dalam orientasi ada 2 jenis yaitu:

a. Kompas bidik jenis prisma


kompas prisma

kompas prisma
nama bagian-bagiannya

Kompas jenis Prisma
1. kotak kompas dengan pembagian arah angin dan cincin karet
2. kaca kompas yg dapat diputar dengan pembagian derajat
3. pelat yg bercahaya dengan garis tanda dan garis rambut
4. garis petunjuk yg bercahaya
5. lingkaran kompas dengan pembagian derajat dan jarum kompas yg bercahaya
6. gelang kaca dari tembaga
7. tutup kompas dengan kaca, garis rambut, garis tanda yg bercahaya di bibir pelindung
8. pelindung kaca
9. sekrup pengapit
10. prisma yg dapat disetel, dengan lubang tempat melihat dan cincin jempol dengan takik


b. Kompas orientasi (kompas Silva)

kompas silva

Pada dasarnya kedua kompas tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu :
Mengetahui arah Pada posisi mendatar, jarum kompas akan selalu menunjuk arah utara. Sesuai dengan arah utara Magnet Bumi.Membidik sasaran
Jenis Kompas Silva

Dengan kompas prisma, apabila kita ingin mengetahui berapa besar sudut kompas dari posisi kita berdiri ke sasaran bidik. Besarnya sudut bidikan akan langsung dapat diketahui. Sedangkan dengan kompas silva terdapat sedikit perbedaan dengan kompas prisma, yaitu pada kompas ini apabila kita membidik sasaran, besarnya sudut kompas tidak dapat langsung kita baca. Melainkan harus dgn penyesuaian terlebih dahulu yaitu dengan memutar piringan pembagian derajat sehingga tanda panah penyesuai atau tanda “N”(North) dapat segaris dengan jarum utara kompas. Maka besarnya sudut sudah dapat diketahui,


3. Memahami Peta-Kompas

Sebelum masuk ke medan yang sebenarnya kita harus mengetahui dan memahami tanda tanda medan pada peta. Misalnya nama puncak bukit, sungai, jurang, dan sebagainya. Keterangan mengenai hal ini dapat diketahui dengan membaca keterangan pada peta atau mungkin bertanya ke pada penduduk.

Langkah selanjutnya adalah orientasi peta. Orientasi peta adalah meng Utarakan peta atau dengan kata lain menyesuaikan letak peta dengan bentang alam yang sebenarnya kita hadapi. Langkah langkah dalam orientasi peta :

*Dengan kompas prisma
1.Letakkan peta pada bidang datar
2.Bentangkan kompas di atas peta
3.Himpitkan garis rambut pada kompas dan takik pada cincin jempol dengan sumbu Y peta
4.Geser/ putar putarkan peta tanpa posisi kompas, sampai jarum kompas dengan garis rambut sejajar dengan sumbu Y Peta.

*Dengan kompas silva
1.Letakkan peta pada bidang datar
2.Setel piringan kompas dengan pembagian derajat pada posisi 0°, kemudian letakkan di atas peta
3.Himpitkan tanda panah penyesuai, garis penyesuai, garis bantu, sehingga sejajar dengan sumbu Y peta.
4.Geser/ putar-putarkan peta tanpa merubah posisi kompas sampai jarum kompas dengan tanda panahpenyesuai sejajar dengan sumbu Y peta.

Bila semua tahapan tersebut telah dilakukan dengan benar, berarti peta telah terorientasi.

Untuk mengetahui posisi kita saat berada di alam bebas, yang penting
untuk dilakukan adalah menentukan arah mata angin (U,S,B dan T), lalu menentukan arah utara peta. Setalah itu menentukan posisi kita dengan pasti. Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menentukan posisi kita, yaitu :


a. Resection
Adalah menentukan posisi kita pada peta, langkahnya adalah

1.Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.
2.Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdiri ke salah satu tanda medan yang terlihat dan dikenal, baik di peta maupun di medan. Misalkan tanda medan adalah puncak bukit X, dengan sudut kompas sebesar 130°, maka sudut peta adalah 130° + 180° = 310° (Back Azimuth)
3.Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.
4.Lakukan hal yang sama dengan sasaran bidik yang berbeda, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapalkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut.
5.Titik perpolongan itulah posisi kita di peta.


Resection dapat pula dilakukan hanya dengan satu tanda medan atau titik ketinggian, bilamana kita berada pada tepi jurang, tepi sungai, jalan setapak yang ada di peta atau di garis pantai, dan sebagainya.


b. Intersection :
Adalah menetukan posisi orang lain/tempat lain, langkahnya adalah: Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.

1.Lihat dan perhatikan tanda medan yang mudah dikenal di lapangan, seperti puncak bukit, pegunungan, tikungan potong, sungai ataupun tebing.
2.Lakukan orientasi (sesuai dengan bentang alam), kemudian cocokkan dengan peta. Bidikkan kompas dari posisi anda berdiri(letaknya sudah pasti diketahui di medan dan di peta) ke saran bidik. Misal tempat anda berdiri adalah X, dengan hasil bidikan sebesar 130′ terhadap sasaran. Maka sudut peta adalah 130° (Azimuth).
3.Dengan menggunakan busur derajat dan penggaris, polakan/buatlah garis dari titik sasaran dengan acuan besar sudut peta.
4.Lakukan hal yang sama dengan tempat membidik yang berbeda, misal Y. Bila kita melakukannya benar maka akan didapatkan tititk perpotongan antara kedua garis tersebut
5.Titik perpotongan itulah posisi kita di peta.

KENALI GEJALA HYPOTERMIA

APAKAH Hipothermia ?


“Hipothermia adalah gangguan medis yang terjadi didalam tubuh dimana terjadi penurunan temperatur tubuh secara tidak wajar disebabkan tubuh tidak mampu lagi memproduksi panas untuk mengimbangi dan menggantikan panas tubuh yang hilang dengan cepat karena buasnya tekanan buruk dari luar, yaitu udara dingin disertai angin, juga hujan, dan ketidak-pedulian dari Subyek itu sendiri yang makin memperparah keadaan, yaitu memakai pakaian basah, tubuh lelah dan lapar, serta seluruh tubuh terutama kepala tidak terlindung dari terpaan angin dingin. Situasi tersebut menjadikan temperatur tubuh turun dengan cepat dari 37°C (temperature normal) secara keseluruhan turun hingga dibawah 35°C.

Selanjutnya kematian bisa terjadi bila temperatur tubuh terus semakin turun drastis hingga dibawah 30°C. Jangan pernah mempersalahkan kondisi cuaca yang ekstrim, penyebab dan pemicu datangnya Hipothermia di Gunung bukanlah semata karena udara dingin, disertai datangnya hujan dan badai, tetapi tak lain karena sikap mental dan perilaku dari si pendaki itu sendiri yang mengundang agar dirinya terserang hipothermia, selanjutnya ketidak tahuan atau tidak memperdulikan ancaman hipothermia saat bertualang di gunung hanya akan manghadapkan seseorang dengan sebuah masalah serius, yaitu kematian.
Saat melakukan kegiatan outdoor di alam bebas sangat beresiko Hypotermia, kenali gejalanya ?

Hipothermia sangat mungkin sekali untuk dihindari apabila betul-betul dipahami, tetapi tak jarang para pemula kegiatan alam bebas menganggap remeh dan tidak peduli dengannya hingga saat hypothermia mulai menyerang , mereka tidak mengerti harus berbuat apa, bahkan pada tahap lanjut hipothermia dimana penderita berperilaku aneh, teman-temannya mengira kesurupan. Satu hal yang perlu dipahami bahwa hipothermia bisa menyerang dimana saja, tidak harus digunung, didataran rendah, di laut, kolam renang, ataupun di sungai saat ber-arung jeram.

Mangsa Hipothermia di dunia operasi SAR, banyak kasus para pendaki gunung yang tersesat di gunung berakhir kisah hidupnya karena terserang hypothermia (tidak disadari). Sejak awal tersesat biasanya mereka sudah melakukan tindakan fatal yang akan makin memperburuk situasi mereka (seperti: bergerak dengan cepat yang karena panik lalu menjadi lincah melebihi pergerakan normal. Manuver ini jelas menguras sebagian besar dari energi yang tersisa). Dari beberapa kasus orang tersesat digunung, dalam pergerakannya mencari jalan keluar cenderung memilih bergerak mengikuti aliran sungai dengan pertimbangan sungai pasti sampai ke desa, selain itu kemungkinan besar bisa memperoleh air dengan cepat apabila haus.

Tidak sedikit survivor terpeleset jatuh kedalam sungai, atau dengan sengaja mereka memilih berjalan didasar sungai karena tepi sungai lebat dan tidak bisa dilalui, sementara mereka takut bila menjauh dari sungai akan makin tersesat, sehingga keputusan terbaik (yang beresiko paling tinggi) dari semua pilihan yang tidak diinginkan adalah tetap mengikuti aliran sungai dengan berjalan didasar sungai (umumnya sungai-sungai digunung berisi batu-batu tua berlumut dan pasir, kecuali saat hujan deras baru mungkin air akan menggerojog dahsyat). Yang ada dalam pikiran survivor hanyalah sesegera mungkin menemukan tanda-tanda yang bisa membawanya bertemu dengan orang, atau peradaban keseharian.

Dan dalam pencariannya ini pergerakan survivor menjadi semakin jauh tanpa arah yang jelas, berteriak-teriak, meninggalkan sebagian atau seluruh perlengkapannya dengan maksud agar pergerakan mencari jalan keluar dari ketersesatannya itu menjadi lancar tidak terhambat oleh beban ransel dipunggung.
Ditengah kebingungan di belantara asing itu kabut mulai turun, bahkan disertai hujan (jangan selalu berprasangka bahwa musim kemarau digunung, cuaca akan selalu bersahabat dan sesuai dengan ramalan-ramalan kita yang tak berdasar sehingga kita akan kaget begitu dihantam hujan, lalu badai). Dengan sisa tenaga dan pakaian yang mulai basah oleh keringat, juga hujan, mungkin saja survivor memilih untuk segera mencari tempat berlindung atau melanjutkan pergerakan karena sudah kepalang basah. Bergerak ditengah hujan kabut hanyalah sebuah tindakan bunuh diri sementara rain coat, atau ponco dan jacket di tinggalkan entah dimana.

Berteduh dari kabut atau hujan (diam dan tidak bergerak) semakin membuat tubuh menggigil kedinginan, hingga umumnya survivor tetap memilih bergerak. Tanpa disadari energi terus terkuras hingga tubuh menjadi lemah dan limbung. Selanjutnya ditengah keterasingan itu hanya Tuhan Yang Maha Tahu. Penting bagi pendaki gunung, pecinta alam atau penggemar kegiatan alam bebas memahami cara kerja pembunuh tersebut, agar dalam situasi tersesat atau tertimpa suatu masalah saat berada di alam bebas tidak bertindak gegabah.Pada situasi seperti apa orang akan terkena hipothermia.

Telah sedikit disinggung diawal tulisan bahwa hipothermia adalah kondisi medis yang terjadi didalam tubuh dimana panas tubuh berangsur-angsur hilang, diikuti keseluruhan temperatur tubuh “”ngedrop”" atau turun secara drastis, dan tanpa ada upaya yang berarti dari dalam dan luar tubuh untuk memproduksi panas, maka temperatur akan semakin turun hingga dibawah 30° Celcius, atau dengan kata lain mendekati pintu kubur..! Secara umum, buruknya penyekat (pakaian yang dikenakan) untuk menahan dingin dan angin, memakai pakaian basah, tercebur kedalam air (bisa jadi tercebur kedalam air hangat dalam waktu yang lama), kondisi tubuh yang lelah didalam cuaca dingin berangin, semua itu merupakan faktor pemicu hipothermia. Dalam situasi seperti inilah tanpa disadari bencana hipothermia bisa menghabisi seseorang yang sama sekali tidak memahami apa yang sedang terjadi terhadap dirinya.
Penurunan suhu tubuh di bawah suhu normal tubuh kita bisa berakibat Hypotermia

Kenali hipothermia dan tanda-tandanya
Secara umum dikenal 3 tahap hipothermia, yaitu:

- Mild Hypothermia (hipothermia ringan),
- Moderate Hypothermia (hipothermia sedang),
- Severe Hypothermia (hipothermia berat).

Mild Hypothermia (temperatur tubuh drop dari 37° hingga 35°C).
Penderita mulai menggigil saat temperatur tubuhnya turun hingga 36°C (menggigil adalah usaha alamiah tubuh untuk menghasilkan panas, dan menjaga agar temperatur bagian dalam tubuh tetap stabil).
Apabila temperatur tubuh terus turun hingga dibawah 36°C, penderita merasa lelah dan dingin.

Cara berpikirnya mulai terlihat kacau dan pertimbangannya tidak logis, tidak bisa mengambil keputusan dengan benar, dan mulai berperilaku aneh diluar kebiasaan normal, serta keras kepala (hanya bertindak atas kemauan sendiri).

Gerakan tangan, kaki, dan anggota badan lainnya mulai cenderung tidak terkoordinasi dengan otak (misal; mulai sering tersandung sesuatu saat berjalan, menyampar botol minum, menginjak kompor, bahkan kesulitan untuk mengancingkan jacket).

Penderita masih terlihat bernafas secara normal namun terus menggigil dan gemetar.
Apabila penderita Mild Hypothermia tidak segera ditangani, dan itu dianggap sesuatu yang wajar saja, maka temperature tubuh semakin turun.

Moderate Hypothermia (temperatur tubuh turun dari 35° hingga 32°C),
ditandai dengan kulit ditubuhnya terlihat memucat, otot-otot menjadi kaku dan sulit menggerakkan jari tangan (koordinasi tubuh terganggu).
Jari tangan dan kaki mati rasa.

Menggigil hebat, lalu sama sekali berhenti menggigil (cadangan energy di dalam tubuh sudah habis di pergunakan untuk menggigil - bukan berarti penderita tidak lagi kedinginan)

Penderita sudah tidak mampu berpikir atau mengingat-ingat sesuatu (menjadi pelupa), dan terlihat tidak mampu merespon dengan baik, bicaranya gagap dan terlihat sulit melontarkan kata-kata.

Beberapa area tertentu pada tubuh yang biasanya selalu hangat menjadi dingin (Samping Leher, Ketiak, kunci paha).

Gerakan semakin lamban, kondisi tubuh kian lemah, dan seperti orang yang mengantuk berat.
Selanjutnya dibawah temperature 32°C semua proses metabolisme tubuh termasuk napas, degub jantung, dan fungsi otak semakin melemah.

Severe Hypothermia (temperatur tubuh terus turun dari 32° hingga 28°C),
ditandai dengan penderita mulai sering hilang kesadaran, Perilakunya tidak rasional.
Kulit terlihat membiru, napas dan denyut nadi melemah.
Pupil mata membuka lebar, penderita terlihat seperti sudah meninggal.

Kematian (temperatur tubuh terus turun dari 28° hingga 25°C).
Dibawah temperatur 28° penderita tidak sadarkan diri dan terjadi henti jantung. Kematian terjadi sebelum temperatur mencapai 25°C.

Berapa lama seseorang dapat bertahan hidup dari serangan hipothermia?
(sejak Mild Hypothermia hingga Severe Hypothermia) Sangat tergantung dari berbagai faktor yang mendukung untuk terus dapat bertahan hidup, atau berbagai faktor yang membuat situasi semakin memburuk. Kematian karena hipothermia bisa terjadi dibawah 24 jam.
(Catatan: Mild Hypothermia berpotensi menjadi bencana apabila penderita adalah “”team leader”" dalam sebuah perjalanan pendakian gunung atau misi operasi SAR dimana dia harus mengambil keputusan, sementara anggota tim tidak paham bahwa ketua tim nya terserang hipothermia).

Dari pengalaman penulis di alam bebas, menangani seorang tim leader, atau seorang senior yang kebetulan terserang hipothermia bukanlah pekerjaan mudah, karena cenderung keras kepala, merasa dirinya paling tahu, dan kelihatan kalau egonya tidak mengijinkan orang lain memperlakukan dia sebagai seseorang yang memerlukan pertolongan. Selain membahayakan diri sendiri, sikap keras kepala membahayakan tim.

Sebaiknya diskusikan kemungkinan serangan hipothermia terhadap tim (semua personil tim tanpa kecuali) saat briefing pemberangkatan (pendakian gunung, operasi SAR) untuk meminimalisir sikap keras kepala apabila salah seorang personil dari tim terindikasi hipothermia.

Hilangnya panas Tubuh
Hipothermia terjadi karena hilangnya panas tubuh, dan secara alami tubuh tidak mampu lagi memproduksi energi panas. Ada beberapa proses alami di alam bebas (dalam hal ini pembahasan hipothermia hanya dibatasi pada Gunung Hutan) yang membuat panas tubuh secara berangsur-angsur hilang, dan berakibat temperatur tubuh terus turun hingga berhenti pada satu titik (kematian). Proses hilangnya panas tubuh secara alami ini penting dipahami untuk dapat menghindari hipothermia sedini mungkin.

Hilangnya panas tubuh secara alami ini jarang sekali disadari oleh para pendaki gunung pemula, sementara hal ini merupakan faktor terburuk yang mempercepat terjadinya penurunan temperatur tubuh.

Prosentase terbesar hilangnya panas tubuh adalah melalui kepala, dan pernapasan, sementara komando untuk setiap gerakan tubuh kita ada didalam kepala. Kenyataan ini yang paling sering di abaikan, selain juga kekeliruan dalam berpakaian makin mempercepat hilangnya panas tubuh.

Pahamilah proses alami hilangnya panas tubuh yang terjadi saat kita berada di alam bebas, dan upaya pencegahan atau menguranginya.

Lima proses alami hilangnya panas tubuh

Proses alami hilangnya panas tubuh Upaya Pencegahan
KonveksiUdara dingin atau angin dingin, kabut ataupun hujan disertai angin dingin menerpa permukaan tubuh secara langsung (pakaian yang dikenakan tidak mampu menahan terpaan angin dingin). Panas tubuh banyak terserap untuk menghangatkan permukaan kulit sehingga lama-kelamaan tubuh bagian dalam menjadi dingin.
Contoh sederhana: Kita menggunakan konveksi saat meniup makanan atau minuman panas untuk mendinginkannya, begitu juga angin dingin melakukan hal yang sama terhadap tubuh kita.

Hindari kontak secara langsung antara permukaan kulit dengan terpaan angin dingin. Cara termudah adalah dengan mengenakan pakaian berlapis. Upayakan lapis terluar mampu menahan terpaan angin dingin.selain itu perhatikan arah angin saat mendirikan shelter sebagai tempat untuk berlindung/bermalam.

KonduksiPengaliran panas dari tubuh melalui permukaan tubuh (kulit) saat bersentuhan atau kontak dengan permukaan benda yang dingin, seperti batu tempat kita duduk, tanah basah. Dalam hal ini panas tubuh mengalir keluar dari tubuh dan terserap benda yang dingin.

Hindari kontak secara langsung dengan benda-benda atau obyek yang dingin, gunakan sarung tangan (rajut wool) agar tidak terjadi kontak langsung. Sebaiknya gunakan alas (matras) apabila duduk diatas permukaan tanah basah, atau juga batuan yang dingin.

EvaporasiPenguapan dari permukaan tubuh yang basah, (keringat, ataupun pakaian basah yang kita kenakan). Evaporasi banyak membuang panas tubuh, selain juga cairan dalam tubuh terus berkurang karena penguapan. Bila tidak ada suply cairan sebagai pengganti kedalam tubuh dapat mengakibatkan dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan beresiko terhadap perkembangan hipothermia.

Kenakan pakaian berlapis dengan jenis serat terbuka, ini memungkinkan terjadi sirkulasi udara hingga keringat dapat menguap dengan cepat. Memakai pakaian 2 hingga 3 lapis akan lebih baik dibanding memakai 1 pakaian tebal, tapi udara tidak bisa bersirkulasi mengakibatkan pakaian menjadi basah karena keringat tidak bisa menguap.

RadiasiPanas tubuh dipancarkan keluar dari tubuh melalui kepala (karena temperatur lingkungan diluar tubuh lebih dingin dibanding tubuh).
Kenakan selalu tutup kepala (balaclava dari wool cukup baik untuk mengurangi radiasi). Sebaiknya Kenakan juga syal untuk melindungi leher.

Respirasi panas tubuh hilang melalui proses pernapasan (saat bernapas di lingkungan yang dingin, hidung menghirup udara dingin dan menghembuskan [membuang] udara panas dari dalam tubuh).
Lindungi hidung agar tidak langsung menghirup udara dingin, hal ini dapat dilakukan menggunakan syal, atau mengenakan balaclava yang menutup hidung namun masih dapat bernapas dengan nyaman.

Menangani penderita Hipothermia di Gunung.Prinsip dasar untuk lepas dari hipothermia adalah berupaya menaikkan temperatur tubuh yang drop dengan melindungi tubuh dari terpaan angin dingin, mengganti semua pakaian yang basah dengan pakaian kering, selanjutnya mentransfer energi dan panas kedalam tubuh (melalui minum hangat, bubur hangat, alat pemanas) serta membuat lingkungan disekitar penderita menjadi hangat.Agar diperhatikan bahwa panas tubuh sebagian besar hilang melalui kepala (radiasi), dan pernapasan (respirasi). Selain melindungi kepala dengan mengenakan balaclava, letakkan syal terbuat dari wool diatas permukaan hidung agar saat bernapas tidak secara langsung menghirup udara dingin, tetapi jangan sekali-kali memblokir jalan pernapasan.Prosedur umum Penanganan secara teknis penderita hipothermia dilapangan. INGAT! Tangani penderita Hipothermia dengan lembut dan hati-hati!!!.

Segera lindungi penderita dari terpaan angin dan kontak langsung dengan benda yang dingin.
Segera pindahkan penderita dari lingkungan yang dingin kedalam shelter, atau tenda (gelar matras didalam shelter atau tenda agar tidak lagi terjadi konduksi - tubuh penderita dengan obyek dingin disekitarnya).
Ganti seluruh pakaian basah penderita dengan pakaian kering (sebaiknya pakai 2 hingga 3 lapis pakaian), termasuk kaos kaki dan sarung tangan.
Masukkan penderita kedalam sleeping bag kering yang diberi alas matras.
Apabila penderita masih sadar berikan minuman hangat dan manis (air putih hangat, coklat hangat, atau jahe hangat - tidak terlalu pedas) sedikit demi sedikit menggunakan sendok (sebaiknya tidak menggunakan sendok logam). Jangan sekali-kali memberi minuman yang mengandung alkohol, dan hindari memberi minum kopi atau teh.
Apabila tubuh penderita bisa menerima suplai air minum hangat melalui mulut, lanjutkan dengan memberi bubur hangat manis yang juga dimulai sedikit demi sedikit.
Apabila penderita masih sadar, mintalah ijin agar diperbolehkan mengukur temperatur tubuhnya selama treatment hipothermia.
Hangatkan lingkungan didalam shelter atau tenda dengan membuat bara dari arang agar penderita menghirup udara hangat (Catatan: arang yang berkualitas tinggi tidak akan ber asap dan berbau sehingga aman untuk digunakan didalam tenda).
Hangatkan penderita pada bagian tubuh tertentu yang efectif untuk menyebarkan panas ke dalam tubuh dengan menempatkan botol plastik yang diisi air panas dan dibungkus syal atau kain pada Sisi leher, kedua ketiak, dan kunci paha.
Jangan melakukan pemijitan/masase kepada penderita karena akan mempengaruhi aliran darah dalam tubuh, dan jangan meng-olesi tubuh penderita dengan balsem/minyak gosok.

Penanganan Moderate Hypothermia, dan Severe Hypothermia di alam bebas.Selain prosedur penanganan yang sudah disebutkan diatas, Penderita Moderate dan Severe Hypothermia memerlukan penanganan khusus, tetapi pada situasi darurat di ketinggian yang sunyi, terisolir dan sulit memperoleh tenaga ahli medis, selain juga memakan waktu untuk evakuasi, maka pilihan yang ada hanyalah tetap berupaya semaksimal mungkin menangani penderita walau temperatur tubuh penderita ternyata sudah berada dibawah 29° Celcius. Catatan untuk penderita Moderate dan Severe Hypothermia.
Baringkan penderita dengan posisi kaki lebih tinggi.

Lakukan semua prosedur umum penanganan hipothermia, kecuali memberikan suplai air dan makanan melalui mulut apabila penderita sudah tidak dapat memberikan respon, karena apapun yang masuk melalui mulut cenderung dimuntahkan kembali, dan kemungkinan menggangu saluran pernapasan (hidung) karena apa yang dimuntahkan juga akan keluar melalui kedua lubang hidung.

Lakukan monitoring intensif terhadap botol pemanas yang diletakkan dikedua sisi leher, ketiak, dan kunci paha. Ganti dengan air panas baru sebelum botol menjadi dingin. (Sebagai catatan: transfer panas secara fisik atau skin to skin pada penderita Moderate dan Severe Hypothermia tidak akan banyak berpengaruh terhadap temperatur tubuh).

Lakukan monitoring intensif terhadap denyut nadi dan napas penderita. Bila tidak ada lagi denyut napas dan jantung, lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) - Pemberian bantuan napas dari mulut ke mulut disertai kompresi (penekanan pada dinding dada). Sebagai catatan, jangan lakukan pernapasan dari mulut ke mulut apabila penderita mengalami patah tulang disekitar kepala dan leher. Dan jangan lakukan kompresi apabila penderita menderita patah tulang dada (iga) - (Catatan: Disarankan tenaga medis terlatih yang melakukan RJP).

Apabila sarana transportasi dan waktu tempuh memungkinkan, dan tidak akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan hipothermia, secepatnya evakuasi penderita ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan yang intensif.

Mengukur temperatur tubuh penderita hipothermiaUntuk mengukur temperatur tubuh penderita hipothermia, letakkan thermometer pada ketiak (apabila memungkinkan, letakkan thermometer dibawah lidah penderita) selama ± 2 menit, dan lakukan pengukuran secara berkala tiap 5 menit untuk melihat perubahan temperatur tubuh.Catatan:Pengukuran temperatur tubuh penderita hipothermia yang paling efectif adalah melalui anus (thermometer di masukkan kedalam lubang anus yang sebelumnya beri pelumas terlebih dulu - tenaga medis terlatih yang melakukannya).

Jangan - mengukur temperatur tubuh penderita apabila sedang keras kepala dan tidak memperdulikan lingkungannya.
Awasi penderita yang keras kepala, karena tindakan-tindakannya yang aneh kadang berpotensi membahayakan diri sendiri atau tim.

Persenjatai diri untuk menghadapi Hipothermia
Apa yang ditulis dibawah ini hanyalah pengulangan dari “Pengetahuan Perlengkapan, Pakaian, dan Makanan Gunung Hutan” yang kadang kita abaikan karena nyentrik, dan untuk jenis makanan tidak berbau seni masak-memasak seperti saat kita kemping bersama keluarga. Memang makanan yang diperlukan untuk sebuah perjalanan gunung hutan pilihannya hanyalah dapat menunjang ketahanan tubuh kita, serta dapat mempertahankan panas tubuh, bukan kita memindah warung makan dengan berbagai pilihan menu ke sebuah ketinggian yang sunyi.

Untuk menghindari ancaman hipothermia, beberapa perlengkapan sederhana dibawah ini sebaiknya dipertimbangkan untuk selalu menemani saat “ngaprak” atau “mblakrak” di alam bebas, terutama saat mendaki gunung.

Untuk efectifitas didalam situasi darurat, bawalah selalu thermos berisi air panas yang isinya selalu siap digunakan sewaktu-waktu, tapi bukan berarti kita lalu main sambar thermos yang ada di dapur untuk dibawa ke gunung. Dalam situasi darurat digunung, seperti terserang badai, atau menunggu hujan di dalam bivak, kita harus mempertahankan panas tubuh kita dengan meminum sedikit demi sedikit air hangat, dan makanan dengan karbohidrat tinggi yang dapat dirubah dengan cepat oleh tubuh menjadi energi (misal biskuit manis) yang akan berasa nikmat bila dicelupkan ke dalam minuman coklat hangat, dan tidak perlu menunggu dengan memasak air terlebih dahulu.

Biasanya saat tubuh kita sedang menggigil rasanya malas mengeluarkan kompor dan perlengkapan lain dari dalam backpack untuk melindungi diri dari serangan udara dingin, umumnya kita lebih sibuk menggigil dari pada bertindak yang seharusnya (bukan berarti kita tidak memerlukan kompor praktis untuk memasak air atau menghangatkan makanan, membuat bubur havermout). Sebisa mungkin masukkan thermos air panas dalam daftar perlengkapan pribadi.

Sebagai catatan penting, jangan bertindak gegabah dengan meneguk minuman beralkohol karena selain hanya memberi kehangatan semu sesaat, berikutnya setelah pengaruh alkohol berangsur hilang, berangsur pula darah menjadi dingin hingga mempengaruhi stabilitas aliran darah didalam tubuh. Bukannya membantu memperkuat pertahanan tubuh, tapi membantu memudahkan hipothermia menyerang dan menghabisi kita. Lebih jauh lagi kalau kita kebablasan dalam menenggak minuman beralkohol diketinggian akhirnya kita sulit mengontrol diri, bisa-bisa jurang yang tidak kelihatan dasarnya, kita anggap kolam renang air panas alami, menggiurkan untuk diterjuni.

Makanan - Sebaiknya jangan mempersulit diri dengan membawa makanan-makanan yang memerlukan waktu lama dalam memasaknya, memerlukan banyak air, dan boros bahan bakar sementara kita berada dikawasan yang semuanya serba sulit, dan terbatas.

Sebelum menentukan makanan apa yang akan dibawa sebaiknya perhitungkan kebutuhan kalori perhari yang harus dipenuhi oleh makanan, selanjutnya pilih jenis makanan, dan buat menu harian.
Ada beberapa jenis makanan yang patut dipertimbangkan, selain dapat memenuhi kebutuhan kalori, cepat disajikan dan tidak boros air serta bahan bakar, seperti: Bubur Balita, Havermouth, moesly, biskuit manis, permen coklat batangan, permen manis, kismis, kurma kering, buah-buah yang dikeringkan, dan coklat meses (untuk dicampurkan kedalam bubur balita ataupun havermouth), seven ocean (roti survival), biskuit coklat manis.
(catatan: makanan berkalori tinggi yang telah disebutkan tersebut dapat menjadi petaka apabila dikonsumsi sehari-hari, terutama bagi para penderita hipertensi, dan kolesterol tinggi.)

Untuk makanan berbumbu yang dapat membangkitkan selera makan, kita bisa memilih mi instan yang hanya perlu diseduh air panas (catatan: ini bukan makanan utama, hanya pembangkit selera).
Satu hal yang agak sulit adalah membiasakan diri memakan makanan seperti disebutkan diatas dan menjadikannya sebagai santapan sehari-hari selama beroperasi di gunung. Beberapa jenis makanan memang tidaklah murah, tapi perlu dipertimbangkan harga makanan dibanding nyawa yang tidak bisa diukur dengan nilai uang.

Lindungilah kepala! - Kepala merupakan bagian terpenting dari tubuh dimana otak merupakan pusat syaraf yang mengendalikan gerakan-gerakan tubuh, dan perlu diingat, panas tubuh sebagian besar hilang melalui kepala (radiasi), dan pernapasan (respirasi).

Pakailah selalu penutup kepala untuk menghindari hilangnya panas tubuh karena radiasi. Untuk perjalanan di daerah dingin, balaclava terbuat dari wool merupakan pilihan terbaik karena melindungi hampir seluruh kepala, bahkan juga hidung. Selain melindungi kepala agar tetap hangat, udara yang dihirup saat bernapas juga terfilter oleh wool sehingga menjadi hangat.

Pakaian - Memilih pakaian untuk bertualang di gunung lebih ditekankan pada fungsi pakaian untuk dapat mempertahankan panas tubuh dan melindungi tubuh dari terpaan angin dingin. Pakailah pakaian berlapis (2 atau 3 lapis). Pakaian berlapis memungkinkan udara panas tetap berada diantara lapisan pakaian.
Lapis pertama memungkinkan kulit leluasa bernapas sehingga keringat tidak terperangkap diantara permukaan kulit dan pakaian. Selain juga cepat kering (tidak menyerap air). Material seperti sutra berserat kasar adalah salah satu pilihan terbaik sebagai pakaian lapis pertama karena cepat menguapkan keringat dan kain tidak menjadi basah seperti katun (pakaian untuk lapis pertama ini dikenal dengan nama “”long johns”" berupa celana panjang dan kaos lengan panjang). Tentunya banyak jenis material lain yang harganya jauh lebih terjangkau.

Lapis Kedua dapat menyerap penguapan tapi tidak menghilangkan panas yang ada. Material dari wool sangat baik untuk dipakai (contoh: sweater wool) karena wool akan tetap terasa hangat walau basah.
Lapis Ketiga, sebaiknya berupa jacket yang handal dalam menahan angin dingin, dan anti air, serta dapat menjaga agar panas tidak hilang.

Sebagai catatan, jangan memakai pakaian sempit hingga gerakan menjadi tidak nyaman. Dan bawalah selalu pakaian cadangan saat bertualang di gunung.
Sarung tangan & kaos kaki - Untuk menghindari kontak langsung dengan benda-benda dingin saat berjalan, juga untuk tidur, pakailah sarung tangan (rajut wool), yang biarpun bagian luar basah karena sering bersentuhan benda dingin/basah, namun tetap hangat dibagian dalam. Sebaiknya untuk pergerakan didaerah gunung yang dingin jangan memakai kaos kaki katun. Kaos kaki panjang model pemain sepak bola cukup baik digunakan. Bawalah kaos kaki cadangan untuk pergerakan, dan khusus untuk tidur (bermalam).

Sleeping bag - Pilihlah sleeping bag yang apabila kita berada didalamnya, udara tetap dapat bersirkulasi (tidak terperangkap dalam sleeping bag). Selain itu bawa serta matras jenis karet yang banyak dijual di toko-toko outdoor yang digunakan sebagai alas dari sleeping bag. Penting untuk selalu membawa matras untuk menghindari terjadinya konduksi saat kita harus bersentuhan dengan tanah atau batu (beristirahat ditengah perjalanan).
Catatan: bungkus selalu sleeping bag dalam kantong plastik, menjaga agar tetap kering dan hangat.

Tenda - Perlu dipertimbangkan dalam memilih tenda agar - dapat menahan angin, hujan, mempunyai sirkulasi udara yang baik, praktis dan cepat dalam mendirikannya serta dapat didirikan tanpa harus memakai patok, tidak mudah roboh, dan ergonomis tidak seperti layar yang menghadang angin. Cukup leluasa didalam tenda bukan berarti tenda harus besar, selain itu tenda juga dilengkapi dengan lapisan anti air.

Kompor camp; penghangat - Pemilihan kompor berdasarkan medan jelajah, dan lama operasi, berat dari kompor dan bahan bakar, selain juga kepraktisan. Disamping itu pemilihan juga didasarkan atas pengalaman masing-masing orang, karena tiap jenis kompor memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selain kompor bawa juga beberapa batang lilin, dan korek api anti air. Selanjutnya untuk peralatan masak, pilihlah yang praktis dan tidak memberatkan.
Perlu dipikirkan juga untuk membawa penghangat didalam tenda yang tidak berbau sehingga mengganggu pernapasan (bawalah beberapa buah arang briket berkualitas yang dapat digunakan sebagai penghangat didalam tenda).

Sepatu - Pilih sepatu yang dapat melindungi mata kaki dan bergerigi pada sol nya. Jangan letakkan sepatu diluar tenda tanpa membungkusnya dengan pembungkus dari bahan anti air karena biarpun tidak hujan, sepatu akan menjadi dingin dan basah oleh kabut dan embun.
Beberapa perlengkapan yang sudah disebutkan sebatas alternatif pilihan untuk mencegah agar kita terhindar dari serangan hipothermia saat bertualang di gunung. Dalam hal ini tidak ada pembahasan secara detail mengenai perlengkapan, pakaian, dan makanan, karena kita dapat mempelajari sendiri pengetahuan yang lengkap mengenai perlengkapan, pakaian dan makanan diluar tulisan ini.

Penutup
Hipothermia merupakan “silent killer” yang kadang tidak kita sadari kedatangannya (sementara kita diam membisu dan menganggap bahwa ditempat dingin pasti menggigil dan itu hal biasa, padahal tubuh kita tengah berperang mati-matian melawannya).

Begitu banyak pendaki gunung yang tidak tertarik untuk memahami hipothermia yang sungguh sangat berbahaya. Perhatikan saat hipothermia mulai menyerang, dimana tubuh penderita mulai merasa kedinginan, dan menggigil, sementara teman lainnya mungkin belum begitu merasakannya. Dan begitu temperatur tubuh berangsur turun, kemampuan berpikir rasional dan membuat keputusan dengan benar menghilang. Tahap berikutnya mungkin penderita berhenti menggigil, atau menggigil hebat, dan mulai mengigau, proses berpikir melambat, dan seperti kesulitan bernapas.

Agar dimengerti bahwa Hipothermia menyerang tidak pandang bulu, tidak pilih kasih, dan tanpa pengecualian. Tidak perduli dia pendaki berpengalaman, senior dalam masalah medis, atau manusia tanpa dosa. Siapa lengah, dia di serang.

Pertolongan seperti apa yang segera harus dilakukan tanpa membuat penderita ikut menjadi panik? Dan bagaimana kalau situasi seperti itu ternyata menimpa diri kita? Relakah kita mempercayai teman, bahkan diri sendiri bahwa kita terserang hipothermia, dan memerlukan pertolongan?.

Ada perumpamaan tentang hipothermia yang saya kutip dari sebuah film “”How to Survive”". Perumpamaan yang menarik ini mengatakan: “”Tewas karena hipothermia bisa diibaratkan seperti lampu-lampu yang dipadamkan satu persatu sampai akhirnya gelap total.

Tulisan yang merupakan pengulangan dari sekian ribu tulisan sejenis ini tak lain dimaksudkan agar kita semua menghargai nyawa kita dengan bersikap dan berperilaku tidak gegabah terhadap alam bebas, dan mempersiapkan diri sebelum pergi berpetualang hingga nantinya tidak membuat malu diri sendiri atau lebih tragis lagi membuat sedih orang-orang yang ditinggalkannya.
Catatan Penting:
Penting bagi para pendaki gunung, terutama tim SAR yang dalam hal ini unit-unit pencari untuk memperlengkapi tim dengan thermometer hipothermia (skala temperatur hingga dibawah 25°C, tapi bukan thermometer ruang). Dengan adanya thermometer maka saat subyek ditemukan lalu distabilkan, segera dapat diketahui temperatur tubuh subyek, yang artinya diketahui pula tahap hipothermia apabila memang temperatur tubuhnya drop. Diharapkan penanganan terhadap hipothermia akan menjadi lebih efektif, karena perkembangan hipothermia yang diderita subyek akan terkontrol dengan pemeriksaan temperatur tubuh secara berkala.

Daftar Referensi
Survival Stresses - Hipothermia penebar maut - Alap2 S-00166 TMS-7 Yogya - 1988
Setnicka, J.Tim - Wilderness Search And Rescue - August 1980
Outdoor Action Guide to Hypothermia And Cold Weather Injuries - by Rick Curtis - Rcurtis@.princeton.edu
Kayen, 17 November 2002
badaimerapi@tms-7.org”

BAHAYA DI ALAM BEBAS


Jangan Mau Celaka di Gunung


Maunya mendapati hal-hal baru dan kepuasan. Yang terjadi justru celaka. Betulkah gunung menyeramkan? Kenapa masih ada juga korban tewas?

Buat sejumlah pendaki gunung, tentu akrab dengan ungkapan George Leigh-Mallory. “Because it is there,” ujar pendaki legendaris asal Inggris itu. Ungkapan ini seolah menjadi pemicu semangat para pendaki gunung.

Di Indonesia pun begitu. Hampir semua kelompok pencinta alam mengawali kegiatannya dengan mendaki gunung. Alasannya tiada lain, karena kegiatan alam bebas ini paling gampang dilakukan. Bandingkan dengan arung jeram, panjat tebing, atau penelusuran goa, misalnya. Selain medannya yang lebih sulit ditemui, juga tiga kegiatan tersebut memerlukan latihan dasar dan kekuatan fisik lebih.

Sudah begitu, mendaki gunung juga relatif murah dilakukan. Ongkosnya tak mahal. Bahkan, kalau kita sempat jalan ke Cipanas, masih ada saja pendaki yang bermodal jempol tangan untuk transport, alias menghentikan truk di pinggir jalan untuk ditebengi.

Peralatannya pun tak sebanyak kegiatan outdoor activity lainnya. Cukup tas ransel, tenda, jaket, dan sepatu. Semuanya tak sulit dicari. Pendeknya, kita tinggal lenggang kangkung kalau mau mendaki gunung. Makanya, tak heran jumlah wisatawan yang mendaki gunung makin banyak saja.

Gunung Gede (2958 mdpl) dan Pangrango (3019 mdpl) saban akhir minggu padat pendaki. Begitu pula gunung lainnya di Pulau Jawa. Bahkan pada setiap 17 Agustus, ratusan bahkan ribuan pendaki menggelar upacara Hari Proklamasi di puncak gunung. Rute pendakian seperti jalur lalu lintas saja.

Ini membuktikan bahwa mendaki gunung memang kegiatan alam bebas yang paling populer. “Mendaki gunung sama sekali tidak membahayakan,” ujar salah seorang anggota MAPALA UI.

Pantas jika ada orang merasa seperti ketagihan. Bilangnya, mendaki gunung seperti halnya mencari hiburan. “Kalo udah di gunung lupa segalanya. Nggak stres,”

Tapi, siapa sangka di balik kepopuleran dan kepuasan itu, justru mendatangkan korban. beberapa waktu yang lalu, Gunung Salak kembali memakan korban. Mad Rizal, remaja 18 tahun tewas lantaran diduga kedinginan dan menghirup gas belerang yang dihasilkan dari kawah gunung bertinggi 2211 mdpl.

Gas belerang

Benarkah di Gunung Salak terdapat gas belerang?

“Ada. Persisnya di Kawah Ratu,” jelas Antonius Satyo, Ketua Umum Wanadri. Namun, menurut Perdana, gas yang dikeluarkan gunung itu sebenarnya tak membahayakan. Itu kalau kita tahu lokasi mana yang membahayakan.

Tapi bagaimana dengan kasus di Gunung Salak? Yang menjadi korban bukan cuma Mad Rizal. Enam orang rekan sependakian siswa salah sebuah SMU di Tangerang ini pun keracunan dan luka-luka. Dua di antaranya malah sempat pingsan di sekitar Kawah Ratu.

Kata pihak kepolisian sektor setempat, para pendaki ini tengah mengisi liburan dengan pendakian. Sewaktu mulai mendaki, perbekalan yang mereka bawa ditengarai kurang lengkap.

Tewasnya Mad Rizal menambah daftar pendaki yang tewas di gunung. Tim SAR Wanadri pada periode 2000-2002 mencatat beberapa peristiwa kecelakaan gunung. Umpamanya, pada 11 Februari 2001, lima orang meninggal akibat tersesat dan terjebak badai di Gunung Slamet. Sebulan kemudian, tepatnya pada 23 Maret, satu orang tewas akibat tersesat di Gunung Salak. Masih di tahun yang sama, dua bulan kemudian (20 Juli), Gunung Ciremai (3078 mdpl) meminta korban dua orang tewas terjatuh ke kawah.

Sementara, yang tidak diketahui tanggal pastinya, ada tiga peristiwa. Antara lain di Gunung Gede (3 orang tersesat, 2 di antaranya tewas), Gunung Ciremai (1 orang tewas terjatuh ke jurang), dan Gunung Semeru yang bertinggi 3676 mdpl (1 orang meninggal karena tersesat). Dua bulan sebelum peristiwa tewasnya Mad Rizal, giliran Gunung Merapi (2921 mdpl) makan korban 1 orang tewas lantaran tersesat.

Data lainnya yang dipunya SAR Wanadri menyebutkan ada pula yang korbannya tak sampai meninggal. Seperti dua orang yang tersesat di Gunung Argopuro (3089 mdpl) pada 15 Maret 2000 dan dua orang warga negara Jerman yang tersesat di Gunung Gede pada 18 Januari 2001.

“Rem pakem”

Dari catatan peristiwa kelabu ini, membuktikan bahwa umumnya disebabkan oleh faktor manusia. “Yang utama karena kesalahan diri sendiri,” tegas Antonius.

“Banyak anak sekolah yang menyepelekan kondisi alam di gunung. Mereka berangkat tanpa tujuan jelas, membawa peralatan seadanya, dan persiapan minim,” tambah Perdana.

Kata Antonius, ada julukan yang kerap disandangkan ke pendaki yang asal-asalan. “Namanya Rem Pakem alias Remaja Pencinta Kemping,” lanjutnya. Maksudnya adalah pendaki yang datang dan sekadar menikmati pemandangan. “Mereka kurang paham, kalau di balik itu (pendakian) ada bahayanya,” sambungnya.

Bahaya yang kerap datang persis seperti yang dialami Mad Rizal tadi. Tak bisa dipungkiri, gunung-gunung di Pulau Jawa kebanyakan masih menyimpan belerang aktif. Belerang yang tersimpan di kawah ini menghasilkan gas yang bisa mengganggu pernapasan.

“Orang kadang nggak tahu. Begitu sampai puncak, merasa capek, terus tidur-tiduran. Dia nggak tau kalau di situ dekat sumber belerang,” jelas Antonius. Pada saat itulah orang lantas menghirup gas tanpa sadar. Tiba-tiba kepala terasa pening dan mual hebat.

Padahal, sebetulnya kita bisa lebih waspada. “Kalau nggak ada makhluk hidup di sekitarnya, berarti ada kemungkinan di situ ada gas beracun atau belerang,” tandas Perdana.

Memang, pada rute-rute pendakian gunung di Pulau Jawa, jarang sekali ditemui binatang buas atau kondisi alam yang benar-benar berat. “Sepengetahuan gue, kondisi gunung-gunung di Jawa itu relatif aman,” terang Perdana yang sudah 12 tahun tergabung di pencinta alam.

Karena aman-aman saja, tak heran kalau kemudian banyak pendaki kurang awas. Di sisi lain, faktor alam seringkali justru menjadi halangan. Sikap tak hati-hati inilah yang membuat pendaki justru “dipermainkan” oleh alam itu sendiri. Seperti cuaca yang kerap susah ditebak. Cuaca yang semula bersahabat, tiba-tiba berubah menjadi musuh. “Cuaca yang buruk seperti hujan deras, angin kencang, dan kabut bisa saja terjadi,” kata Perdana.

Sudah banyak terjadi hal begini. Perubahan cuaca di gunung umumnya diiringi dengan perubahan suhu udara yang drastis dan sangat dingin. Seorang pendaki serampangan sangat mudah terserang hipotermia atau menurunnya suhu tubuh akibat dinginnya udara luar. Pada kondisi seperti ini, pendaki akan menggigil.

“Kadang sadar, kadang nggak. Ngomongnya suka ngaco,” tambah Antonius. Jika suhu tubuh tak segera dikembaikan ke titik normal, bukan tak mungkin akan makin fatal akibatnya.

“Pada kondisi parah akan terjadi frostbite, yaitu bekunya darah pada bagian tubuh tertentu,” jelas Perdana. Jika tak segera diambil tindakan penyembuhan, hal yang paling fatal adalah mengamputasi bagian tubuh yang terkena frostbite.

Salah jalur

Penguasaan medan perjalanan yang minim juga salah satu faktor yang bikin celaka pendaki. Kecelakaan di Gunung Salak salah satunya juga akibat si korban tersesat. “Mereka keluar jalur. Karena mendapat tantangan, perasaan petualangannya menjadi gede,” terang Antonius.

Dari pengamatan Perdana, pendaki biasanya tersesat justru pada saat turun gunung. “Ini terjadi karena kewaspadaan makin menurun akibat kondisi fisik yang menurun,” jelasnya. Sudah begitu, ada pula yang mau buru-buru sampai bawah. Bukannya sampai titik awal pendakian, pendaki malah mengalami disorientasi jalur. Dan, tersesat.

Dari sejumlah kasus di atas, makin jelaslah bahwa umumnya kecelakaan di gunung bukan lantaran faktor alam. Tapi lebih karena perilaku manusia itu sendiri. Bisa oleh sebab kurang persiapan matang. “Bisa juga karena takabur. Pengin mencoba sesuatu yang baru, tapi mental nggak siap,” kata Antonius.

Jadi, walau sepertinya tak sulit, mendaki gunung tetap perlu persiapan yang matang. Toh, alam bukan untuk ditaklukkan, tapi untuk diajak bersahat dan dikenali dengan baik kelakuannya.

ISU LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PARA PECINTA ALAM


Saya terkesan oleh satu rumor yang mempertanyakan dimana pecinta alam saat ini. Pertanyaan ini sekaligus menjawab teka-teki bahwa ternyata masih ada orang yang tahu tentang pecinta alam.
Berbicara pecinta alam bagi saya tidak lebih seperti berbicara masalah lingkungan yang semakin absurd tidak tahu ujungnya. Tercatat hampir sekitar 250 perhimpunan pecinta alam di Yogyakarta saja, belum di Indonesia. Pada umumnya terdiri dari berbagai elemen masyarakat dari mahasiswa,pelajar sampai organisasi PA (pecinta alam) umum pun hadir menjamur dewasa ini.di mahasiswa terkenal dengan sebutan Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) di pelajar terkenal dengan nama Sispala (siswa pecinta alam).
Secara umum orang tahu pecinta alam, mereka adalah orang yang suka atau punya hobi naik gunung dengan rambut gondrong, pakaian, aksesoris yang khas menandakan seorang pecinta alam. Sayangnya opini yang menempel pada diri PA ini lebih menjurus pada konotasi yang negative, ini lebih karena sering terjadinya praktek-praktek vandalisme di gunung, tempat wanawisata bahkan dipuncak gunung sekalipun ada coretan-coretan iseng. Terlepas dari apakah ini perbuatan seorang pecinta alam atau hanya kebetulan orang yang iseng saja yang naik gunung membawa spidol atau cat semprot.
Karena sulit membedakan antara pecinta alam asli yang peduli alam dan lingkungannya atau hanya pecinta alam gadungan yang hanya menempelkan nama kerennya saja, anggapan pun semakin luas terhadap perilaku sosial yang tidak terpuji seperti membuat kegaduhan di tengah malam dengan teriak-teriak bahkan lebih kaget lagi adalah sering ditemukannya berbagai macam sampah sampai kondom sekalipun di Taman Wisata Kaliurang, ini siapa lagi kalau bukan orang yang sering main ke gunung.
Terlepas dari konotasi negative tadi, pecinta alam mempunyai satu posisi yang sangat penting perannya dalam membina generasi muda untuk kepedulian terhadap alam ini seperti bisa kita lihat kegiatan-kegiatan penghijauan di lereng Merapi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok pecinta alam di Yogyakarta atau aksi bersih kali oleh beberapa pecinta alam di Bandung beberapa bulan. Ini menandakan adanya satu persepsi yang masih belum diketahui oleh kebanyakan orang tentang kegiatan pecinta alam yang tidak saja berkutat di acara mendaki gunung.
Namun dalam tataran politik lingkungan pecinta alam cenderung apolitis dalam tataran gerakan lingkungan secara keseluruhan pecinta alam belum memperlihatkan sebuah sinergi gerakan yang dinamis, sepertinya belum ada satu pemikiran taktis gerakan pecinta alam dalam mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak ramah lingkungan. Lebih jauh lagi pada peran mahasiswa pecinta alam, masih sedikit aksi-aksi advokasi dari para mahasiswa pecinta alam untuk masalah lingkungan. Ini terkesan apatis untuk melakukan advokasi bagi korban pencemaran lingkungan atau penolakan untuk rencana pembangunan yang tidak memperhatikan lingkungan. Ambilah salah satu contohnya di Yogyakarta, ditengah maraknya isu pembangungan kawasan konservasi air dan hutan oleh Pemkot, Jalan Lintas Selatan yang melewati kawasan hutan yang masih alami, Taman Nasional Gunung Merapi, Safir Square , Plaza Book UGM, Pelabuhan ika di Pantai Glagah yang nyata-nyata tidak sesuai dengan Ketentuan kebijakan lingkungan mengenai Tata Ruang, AMDAL, UU No 23 taqhun 1997, Transparansi dan Akuntabilitas public. Mahasiwa pecinta alam atau kelompok pecinta alam lainnya terkesan acuh tak acuh tidak mau peduli mengkritisinya.
Saya mengutip dari satu catatan Gerlorfd Nelson senator Amerika tahun 1970 yang disampaikan dalam Catalyst Conference Speech of Illionis tahun 1990, ia mengatakan “ jika ingin mengubah Negara untuk kegiatan-kegiatan yang sulit tentang persoalan kebijakan politik, pecinta lingkungan menjadi sumber kekuatan dengan apa saja dapat dilakukan, jika anda ingin mempunyai Negara untuk kepentingan ekonomi, pikirkan diri anda dan generasi yang akan datang, saya yakin anda dapat melakukannya“. Catatan ini yang menjadi dasar untuk bergerak dalam wacana lingkungan melawan kapitalisme global.
Kini bukanlah sesuatu yang tidak mungkin untuk membangun sebuah sinergi gerakan dari para pecinta alam baik itu mahasiswa pecinta alam, siswa pecinta alam ataupun kelompok – kelompok pecinta alam lainnya untuk masa depan lingkungan hidup karena masalah lingkungan adalah permasalahan bersama sehingga korelasi antara banyaknya pecinta alam dengan kelestarian alam ini dalam tanda positif bukan sebaliknya. Bangkitlah ruh-ruh pecinta lingkungan hidup MAPALA UNISI. Pantang kembali sebelum tercapai puncak idaman.
“Sedikit ide yang kau tuang dalam karya, akan lebih berarti daripada seribu kata yang terucap (kata seseorang untuk saya)”

ISTILAH DALAM ORIENTEERING


Aiming Off - tindakan dengan sengaja menuju satu sisi dari titik kontrol atau tempat sehingga anda sudah tahu jalan singkat atau berputar untuk mencapai kontrol sebelum anda melihat titik kontrol tsb.

attack Point - sebuah tampilan alam dekat dengan titik kontrol yang dapat di temukan tempatnya dengan navigasi yang cermat dengan menggunakan peta dan kompas.

Sudut Kompas - arah perjalanan yang diketahui melalui kompas.

Catching Feature (juga dinamakan Collecting Feature atau Backstop)- sebuah tampilan di peta dan di alam yang terletak di luar titik kontrol atau atau setelah melewati titik kontrol yang mengindikasikan bahwa target telah terlewati.

Cek Poin - sebuah tampilan di peta atau tanah yang dapat digunakan bahwa anda masih berada pada rute pilihan anda.

Kontur - garis di peta topografi yang menghubungkan tempat-tempat yang berketinggian sama dari permukaan laut.

Kontrol/ Kontrol Marker/ Marker- sebuah marker berbentuk segi empat (biasanya berwarna oranye atau merah dan putih) digunakan untuk menandai suatu titik di sebuah jalur orienteering, biaasanya dengan stempel atau pelobang yang terpasang untuk menandai kartu kontrolsebagai bukti kedatangan peserta.

Kartu Kontrol- sebuah kartu yang dibawa oleh setiap peserta, dimana akan distempel atau ditandai pada tiap titik kontrol untuk membuktikan kedatangan peserta.

Lingkaran Kontrol - sebuah lingkaran yang digambar mengelilingi titik kontrol di peta untuk mengindikasikan lokasi dari sebuah titik kontrol. Titik kontrol harus benar-benar berada ditengah-tengah lingkaran.

Kode Kontrol - huruf atau angka pada tanda kontrol yang memungkinkan peserta untuk mengecek ulang bahwa titik tersebut adalah benar.

Deskripsi Kontrol - daftar yang diberikan kepada tiap peserta yang sangat jelas menerangkan tiap titik kontrol. dan juga diberikan kode kontrol.

Bentuk Kontrol - suatu tampilan alam atau buatan manusia dimana kontrol tersebut digantungkan.

Tanda Kontrol - see control.

Nomor Kontrol - angka yang digambarkan disamping tiap lingkaran kontrol di peta. Pada jalur lintas alam, nomor kontroltersebut adalah titik yang wajib didatangi. bagian atas dari angka harus mengarah keatas.

Pelobang Kontrol - pelobang dari plastik kecil dengan desain berbeda dari pin. Digunakan untuk membuktikan tiap titik kontrol telah didatangi.

Jalur - sebuah rangkaian dari kontrol yang terdapat di peta yang akan didatangi oleh peserta orienteering.

Jalur Lintas Alam - jalur klasik yang digunakan untuk hampir sebagian besar kompetisi. Titik kontrol wajib didatangi oleh tiap peserta.

Dog-Leg - penempatan posisi dari sebuah kontrol yang favors approaching dan meninggalkan sebuah kontrol dari rute yang sama, untuk mendahului pesaing yang lain mencapai titik kontrol. Desain jalur yang menghasilkan dog-leg sebaiknya jangan digunakan.

Orienteering Murni - penggunaan navigasi yang sangat teliti di wilayah yang detil biasanya tergantung penggunaan kompas, kompas dan penghitung langkah, dan biasanya menggunakan jalur pendek.

Simbol Finish - sama juga dengan lokasi titik start:

Jika lokasinya terpisah dengan titik start:

Melipat Peta - orienteer melipat peta mereka untuk membantu konsentrasi, hanya terpusat pada daerah yang mereka hadapi, dan untuk mempermudah menentukan posisi mereka.

Handrail - Sebuah garis lurus yang mendekati paralel rute anda dan berfungsi sebagai acuan untuk titik berikutnya.

Knoll- sebuah bukit kecil.

Leg - sebuah bagian dari jalur diantara dua titik kontrol.

Legenda Peta - sebuah daftar dari simbol yang terdapat pada peta.

Tampilan Garis - sebuah tampilan yang mengarah pada satu tempat atau arah untuk jarak yang sama misalnya: jalan setapak,selokan, dindning batu, dan aliran air. digunakan sama seperti handrail.

garis Lomba - lomba dimana peta ditandai dengan sebuah garis yang mengindikasikan rute yang sebenarnya yang harus dilalui. Peserta menandai lokasi yang tepat dari tiap kontrol yang mereka temukan sepanjang jalur.

Orientasi Peta - membandingkan kondisi di peta dengan keadaan yang sebenarnya di alam. Ini adalah ketrampilan mendasar di orienteering, dan berpengaruh terhadap keberhasilan navigasi. Peta dapat diorientasikan hanya dengan membandingkan keadaan peta dengan wilayah atau dengan menggunakan kompas untuk menentukan arah utara.

Peta Induk/Master Map - sebuah peta yang dipasang dekat titik start yang mana peserta dapat mengkopi jalur mereka kedalam peta kosong yang mereka buat. banyak orienteer yang berpengalaman akan mengkopi jalur kedalam peta mereka ketika lomba sudah berjalan. Walaupun mereka diperbolehkan melakukannya sebelum waktu start di mulai. Di lomba yang lebih besar, jalur sudah dicetak di dalam peta yang akan peserta gunakan.

Penghitung Langkah - sebuah sistem dengan menghitung dua langkah (setiap kali kaki kiri atau kanan menapak tanah) untuk mengukur jarak yang telah dilalui. Seorang orienteer akan mengukur jarak antara dua titik dengan menggunakan skala pada kompas dan lalu menghitung langkah mereka sampai jarak sudah tersebut sudah tercapai. Penghitung langkah membantu seorang orienteer untuk mengetahui ketika mereka mungkin berjalan terlalu jauh atau kehilangan titik kontrol yang mereka cari.

Tampilan Titik - sebuah tampilan di alam yang hanya mencakup wilayah yang kecil. Contoh di peta adalah boulders, pits dan mounds, stumps, dan root mounds. Mereka tidak dapat sebagai tempat kontrol untuk sebuah jalur tanpa mereka berada di handrail.

Sudut Kompas yg Cermat - beberapa kompas dapat digunakan untuk mengambil sudut kompas yang teliti (searah jarum jam dari utara) yang mana dapat dijadikan patokan di alam terbuka

Pelobang - tindakan untuk menandai kartu kontrol dengan melobangi katru kontrol yang mereka bawa.

Reentrant- sebuah lembah kecil yang menurun kearah kaki bukit. Sebuah sungai memotong kaki bukit yang menciptakan sebuah tipe bentuk reentrant. pada sebuah peta, garis kontur didiskripsikan sebuah titik reentrant dipuncak bukit.

Sudut Keselamatan/savety bearing - sebuah sudut kompas yang, jika diikuti, akan membuat orienteer yang tersesat kejalan atau tempat utama lain. Ini mungkin dapat ditambahkan ke dalam daftar deskripsi kontrol sebagai jalur keselamatan.

Peluit Keamanan - sebuah peluit yang dapat digunakan jika peserta terluka atau tersesat. International Distress Signal adalah enam (6) tiupan pendek diulang selama interval satu (1) menit.

Skor/Nilai - peserta mendatangi beberapa titik kontrol semampu mereka dalam waktu yang telah ditentukan, misalnya 30 menit. Jika jaraknya bertambah atau titik kontrolnya sulit dicapai maka nilainya akan lebih tinggi dibanding dengan yang lebih dekat atu lebih mudah di jangkau. Nilai akan dipotong untuk tiap kelipatan waktu ketika orienteer telah melebihi batas waktu yang disediakan, misalnya 5 angka setiap peserta terlambat satu menit.

Spur - sebuah lembah kecil.

Start Event - sebuah lonba di mana peserta harus kembali ke start diantara tiap titik. Ini dapat digunakan untuk relay events atau untuk keselamatan dan komunikasi dengan panitia tetap terjaga.

Simbol Start -a segi tiga yang digunakan untuk menunjukkan tempat start di peta. Ini seharusnya benar-benar berada ditengah peta sebagai tempat pemberangkatan, dan satu titik diatasnya adalah titik kontrol pertama.

Jalur Terbatas - sebuah jalur yang selalu dibatasi dengan string line (berupa tali, pagar, tulisan dll). Jalur ini biasanya digunakan untuk anak-anak untuk mengakrabkan mereka dengan hutan.

Thumbing - sebuah cara memegang peta, menggunakan ibu jari anda untuk menentukan lokasi anda sekarang. Untuk melakukan ini dengan benar, anda harus melipat peta sehingga yang tampak hanya daerah lokasi anda sekarang.

MAHAMERU "LEGENDA YANG TERSISA"


MAHAMERU : “Sebuah Legenda yang Tersisa - Puncak Abadi Para Dewa”

Puncak Abadi Para Dewa
Gunung Mahameru merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Mahameru mempunyai ketinggian setinggi 3,676 meter. Gunung Mahameru merupakan gunung yang tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi yang kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.676m dari permukaan laut dan merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif.

Gunung Mahameru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.

Gunung Mahameru juga dikenal dengan nama Gunung Semeru. Namun sebenarnya masih ada gunung lain yang bernama Gunung Semeru, yang berada di timur pulau jawa didekat gunung Argopuro. Mahameru merupakan gunung yang tertinggi di Pulau Jawa dan gunung berapi yang kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3676m dpl dan merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif. Setiap lebih kurang 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu vulkanik berwarna hitam dan pasir. Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06′ LS dan 120°55′ BT.

Dilihat dari kejauhan Mahameru menunjukan bentuk kerucut yang sempurna, tetapi saat berada dipuncak gunung tersebut berbentuk kubah yang luas dengan medan beralun disetiap tebingnya. Kawah Jongring Saloka, demikian nama kawahnya ini pada tahun 1913 dan tahun 1946 diisi suatu kubah kawah. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava kebagian selatan daerah Pasirian, Candiputro dan Lumajang.

Gunung Mahameru adalah bagian termuda dari pegunungan Jambangan tetapi telah berkembang menjadi strato-vulkano luas yang terpisah. Aktivitas material vulkanik yang dikeluarkan meliputi: - Letusan abu, lava blok tua dan bom lava muda - Material lahar vulkanik bercampur dengan air hujan atau air sungai. - Letusan bagian kerucut yang menyebabkan longsoran. - Pertunbuhan lamban/beransur dari butiran lava dan beberapa kali guguran lahar panas.

Seperti pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang rute perjalanan dari mulai Ranupane (2.200m dpl) sampai puncak Mahameru mempunyai suhu relatif dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.

Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah CLIGNET (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren, selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayet-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.
taken from Wikipedia Indonesia.

Mendaki melintas bukit
Berjalan letih menahan menahan berat beban
Bertahan didalam dingin
Berselimut kabut Ranu Kumbolo…

Menatap jalan setapak
Bertanya - tanya sampai kapankah berakhir
Mereguk nikmat coklat susu
Menjalin persahabatan dalam hangatnya tenda
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa

Masihkah terbersit asa
Anak cucuku mencumbui pasirnya
Disana nyalimu teruji
Oleh ganas cengkraman hutan rimba
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta

Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sampaikan sejuk embun hati
Mahameru basahi jiwaku yang kering
Mahameru sadarkan angkuhnya manusia
Puncak abadi para dewa…

TUMBUH-TUMBUHAN YANG DILINDUNGI

Tumbuhan Dilindungi


1. Pohon Bergetah

- Hangkang (Palaquium leiocarpum)
- Jelutung (Dyera sp.)
- Katiau (Ganna metloyauma)
- Kemenyan (Styra sp.)
- Malam Merah (Palaquium gutta)
- Mata Kucing/Damar (Shorea sp.)

2. Pohon Penghasil Buah
- Balam Suntai (Palaquim walsurifolium)
- Enau (Arenga pinnata)


3.Pohon Penghasil Kayu

- Bayur (Pterospermum sp.)
- Eucalyptus (Eucalyptus sp.)
- Ipil (Instsia amboinesis)
- Kayu Bawang (Scorodocarpus borneensis)
- Kayu Hitam (Diospyro sp.)
- Ketimun (Timonius sericcus)
- Purnamasada (Cordia subcordata)
- Sawo Kecik (Manikata kauki)
- Sonokeling (Dalbergia latifolia)
- Suren (Toona sureni)
- Taker, Benuang (Duabanga meluccana)
- Tembesu (Fagraea fragrans)

4. Pohon Penghasil Kulit Kayu/Zat Warna

- Hongi/Saya (Myristica argenta)
- Kayu kuning (Cundrania sp.)
- Kayu Sepang (Caesalpina sappan)
- Kulit Lawang (Cinnamomun cullilawan)
- Massoi (Cryptocaria massoi)
- Mata Buta/Garu (Excoecaria agallocha)

Rabu, 25 Februari 2009

MEMILIH TENDA UNTUK KEMPING

Sebagai pecinta alam yang punya hobi hiking, mendaki gunung atau petualangan di alam bebas, salah satu peranti yang wajib dimiliki adalah tenda dome. Untuk memperoleh tenda Dome yang tepat, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut sebelum mencari atau membeli tenda.

Dari semua tenda yang dijual dipasaran saat ini sebenarnya tidak semuanya cocok dipakai untuk mendaki gunung, ada tenda yang hanya cocok dipakai camping di kaki gunung atau bahkan cocok hanya dipakai untuk camping di halaman belakang rumah.

Bagaimana mengetahui ciri-ciri tenda yang cocok untuk mendaki gunung? tips berikut ini mudah-mudahan bisa membantu teman-teman dalam memilih tenda yang cocok untuk pendakian gunung.

1. Tinggi Tenda

* Tenda untuk pendakian gunung cenderung konstruksinya lebih rendah dari pada tenda untuk camping, ini dikarenakan untuk lebih tahan terhadap tiupan angin yang lebih kencang didaerah ketinggian gunung ketimbang lokasi camping yang berada lebih rendah di kaki gunung. Pilihlah tenda yang lebih rendah konstruksinya.

2. Bahan Tenda

* Perhatikan bahan tenda, pilihlah yang dari nylon jangan pilih tenda yang terbuat dari kain katun bahan bagian dalamnya (inner) terbuat dari katun, jika tenda ini dipakai digunung yang tinggi yang bersuhu lembab akan sangat dingin sekali, tenda ini tidak bisa memberikan isolasi yang baik bagi penghuninya. Tenda dengan bahan jenis ini hanya cocok dipakai untuk camping.

3. Lembar Flysheet

* Tenda untuk pendakian gunung harus mempunyai lembar flysheet nya, kecuali tenda yang single tent yang terbuat dari bahan breathable garmen yang bisa menahan air tapi kondensasi dalam tenda bisa keluar. seperti tenda keluaran merek Bibler akan tetapi harga tenda dengan bahan jenis seperti ini mahal sekali, dan kebanyakan tenda Bibler ini dipakainya di gunung-gunung tinggi bersalju.

* Di Indonesia banyak sekali tenda camping yang dijual, tenda ini umumnya tidak memiliki flysheet, kalaupun ada pendek sekali bahkan cenderung hanya seperti hiasan, seperti misalnya tenda merek bestway yang banyak dijual di beberapa toko di jakarta.

* Flysheet sangat berguna untuk melindungi tenda bagian dalam dari hujan, flysheet yang bagus adalah yang menutup tenda hingga kebawahnya. Hindari memakai tenda camping yang tidak mempunyai flysheet karena sewaktu dipakai di gunung dengan cuaca yang lembab saja tenda tersebut cenderung bagian dalamnya akan menjadi lembab dan sangat buruk untuk kesehatan pendaki didalamnya.

4. Jarak Flysheet dan bagian dalam Tenda

* Perhatikan juga jarak antara flysheet dan diding tenda, jarak yang bagus adalah satu jengkal karena dengan begitu bagian dalam tenda tidak menempel dengan flysheet dan jika hujan lebat bagian dalam tenda tidak ikut basah oleh flysheet, yang bisa menyebabkan kebocoran juga, jarak yang bagus antara flysheet dan bagian dalam tenda akan memungkinkan uap kondensasi dari dalam tenda hilang tertiup angin sehingga tidak tertampung di bagian dalam flysheet yang water proof. Jika tertampung dibagian dalam flysheet akan berubah menjadi titik air dan kembali jatuh kebagian dalam tenda. Keadaan inilah yang kita sangka tenda bocor sewaktu hujan, padahal tendanya tidak bocor atau bolong sama sekali.

5. Guylines atau Tali Pengencang

* Tenda pendakian gunung pasti akan mempunyai tali-tali pengencang dibagian tertentu yang berguna untuk ketahanan tenda dalam menghadapi angin di gunung. tali-tali ini umumnya oleh pabrik tenda ditempatkan pada titik-titik frame konstruksi tenda yang berguna memberikan kekuatan tambahan pada frame agar tidak patah.

6. Ruang Penyimpanan

* Teras atau istilah kerennya vestibule tenda, adalah bonus istimewa untuk tenda pendakian

, karena selain bisa dijadikan tempat penyimpanan barang, vestibule bisa dijadikan dapur saat cuaca jelek dan tidak memungkinkan untuk memasak di luar tenda.

7. Bentuk Tenda

* Hindari memilih tenda yang mempunyai bagian terbuka atau menganga, apalagi bagian atas, karena hanya akan menjadi "santapan" angin.



8. Bahan Alas Tenda


* Banyak yang berpikiran, bahan terpal lebih bagus, padahal tidak menjamin. Sudah banyak kejadian tenda yang bawahnya memakai bahan terpal tidak jaminan bebas dari rembesan air, contohnya bahan yg dipakai di tenda ultralight (sejenis nylon), walaupun tipis tapi bisa menahan rembesan air. untuk menyiasati bahan yang tipis, bisa digunakan footprint tenda untuk mengurangi gesekan dengan tanah atau material bawah tenda

9. Berat dan Dimensi

* Pilihlah tenda yang masuk akal beratnya dan dimensi yang kecil pada saat di packing. Selain untuk kepraktisan juga sangat membantu ketika harus dibawa-bawa dalam carrier.


Tenda secara umum dibagi dalam dua klasifikasi :

Klasifikasi pertama adalah tenda: 3 seasons yaitu tenda yang cocok digunakan untuk tiga musim yaitu: musim semi, panas dan gugur. Tenda tipe ini cocok digunakan untuk Indonesia.

Klasifikasi kedua adalah tenda: 4 seasons yaitu tenda yang cocok digunakan untuk empat musim termasuk musim dingin / salju. Tenda ini lebih kuat dan lebih berat.

Tenda yang paling bagus adalah tenda yang ringan karena dibawa untuk trekking atau daki gunung supaya tidak terlalu capek. Tenda yang ringan tiang penyangganya terbuat dari aluminium Easton, dan yang paling mutakhir terbuat dari aluminium DAC Featherlite yang jauh lebih ringan. Flysheet/canopynya terbuat dari nylon yang di coating dengan Polyurethane begitu juga dengan lantainya. Yang paling mutakhir sekarang adalah yang terbuat dari silicone impregnated nylon yang jauh lebih ringan. Tenda yang baik harus 'breathable' atau dapat dilalui udara jadi tidak perlu 'water proof'. Kalau tidak 'breathable' maka penghuninya akan merasa pengap apabila tenda ditutup rapat, dan kalau berkemah didaerah dingin / gunung maka akan terjadi kondensasi dari nafas kita sendiri sehingga didalam tenda terdapat banyak butir air seperti embun yang menempel pada dinding tenda. Agar tidak masuk air apabila kehujanan, Flysheet/canopy tenda yang harus water proof. Apabila dipasang diantara dinding tenda dan flysheet/canopy akan terdapat ruangan untuk sirkulasi udara sehingga kondensasi dari nafas kita dapat diminimalkan supaya bagian dalam tenda tidak mengembun. Jadi tenda yang baik terdiri dari dua bagian: tenda dan flysheet/canopy. Kalau bisa cari tenda yg mempunyai 'vestibule' atau serambi yg fungsinya
untuk meletakkan sepatu dan backpack sehingga tidak perlu disimpan didalam tenda walaupun hujan dan juga bisa dipakai untuk memasak. (Jangan masak didalam tenda, sangat berbahaya).




Istilah lain untuk tenda plus flysheet adalah tenda double
wall. Apabila membeli tenda yang double wall cari yang flysheetnya menutup tenda sampai kebawah / ke tanah agar apabila terjadi hujan badai, penghuninya tetap kering. Kalau hanya yang separuh (pada umumnya merek Coleman yang merupakan
tenda untuk rekreasi bukan 'serious camping', apabila terjadi hujan badai pasti air masuk kedalam tenda.

Ada lagi jenis yang disebut tenda single wall DAC Featherlite berupa tenda yg breathable (tembus udara) dan juga waterproof jadi tidak menggunakan flysheet sehingga lebih ringan. Harganya relatif lebih mahal dan tidak banyak merek DAC Featherlite tersedia.

Dari bentuknya tenda Dome adalah tenda yang relatif mudah dipasang dan mudah dipindahkan lokasinya tanpa membongkar tenda tersebut / free standing. Pada cuaca normal, tidak ada angin ribut /badai tidak perlu menggunakan pasak / stakes. Tenda dome, minimal menggunakan dua tiang penyagga sehingga relatif lebih berat. Tenda DAC Featherlite berbentuk wajik / trapezium relatif lebih ringan dan streamline karena pada umumnya hanya menggunakan satu tiang penyangga, tetapi harus menggunakan pasak / stakes, kalau tidak, tendanya tidak bisa berdiri. Apabila ingin dipindahkan lokasinya, tenda ini harus dibongkar dan kemudian didirikan lagi dilokasi yang baru.

Satu lagi yang perlu dipertimbangkan waktu membeli tenda, apakah akan dipakai untuk satu orang, dua orang atau lebih banyak.